Muntah cairan empedu merupakan kondisi yang bisa mengkhawatirkan dan biasanya menunjukkan adanya masalah di saluran pencernaan. Cairan empedu memiliki warna kuning kehijauan, dan biasanya diproduksi oleh hati untuk membantu mencerna lemak di dalam tubuh. Cairan ini kemudian disimpan dalam kantong empedu dan dilepaskan ke usus kecil saat dibutuhkan. Muntah empedu sering kali terjadi ketika lambung sudah kosong, tetapi tetap mengalami kontraksi yang kuat sehingga mengeluarkan cairan pencernaan. Berikut adalah beberapa penyebab muntah cairan empedu, termasuk pengaruh konsumsi alkohol.
1. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Alkohol dapat memicu peradangan di lambung dan saluran pencernaan. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan memicu kontraksi otot yang intens. Ketika lambung kosong, tetapi tetap mengalami iritasi, kontraksi tersebut dapat menyebabkan muntah cairan empedu. Selain itu, alkohol juga mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh, yang dapat memicu mual dan muntah.
2. Penyumbatan Usus atau Obstruksi
Muntah empedu bisa menjadi tanda adanya penyumbatan di saluran pencernaan, seperti obstruksi di usus kecil atau lambung. Ketika makanan atau cairan tidak bisa melewati usus dengan normal, tubuh akan mencoba membuangnya melalui muntah. Jika makanan sudah tidak ada di lambung, cairan empedu bisa ikut keluar bersama muntah. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk adanya jaringan parut akibat operasi atau penyakit radang usus.
3. Gastroenteritis
Gastroenteritis, atau dikenal sebagai flu perut, adalah infeksi pada saluran pencernaan yang menyebabkan peradangan pada lambung dan usus. Gejalanya mencakup mual, muntah, dan diare. Ketika lambung sudah kosong, tetapi tubuh tetap berusaha untuk muntah akibat iritasi, cairan empedu yang berwarna kuning kehijauan sering ikut keluar. Gastroenteritis biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit yang dapat merusak lapisan lambung dan usus.
4. Refluks Empedu
Refluks empedu adalah kondisi di mana cairan empedu yang seharusnya mengalir ke usus kecil justru mengalir kembali ke lambung. Ini bisa terjadi karena kerusakan atau gangguan pada katup pilorus, yaitu katup yang memisahkan lambung dan usus kecil. Kondisi ini menyebabkan mual, muntah, dan rasa terbakar di perut. Refluks empedu dapat terjadi setelah seseorang menjalani operasi lambung atau akibat gangguan pada sistem pencernaan yang mengatur aliran empedu.
5. Konsumsi Obat-obatan Tertentu
Beberapa jenis obat, seperti obat pereda nyeri (NSAID) dan antibiotik, bisa menyebabkan iritasi pada lambung dan memicu muntah. NSAID, misalnya, diketahui dapat merusak lapisan lambung jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Selain itu, obat kemoterapi dan antibiotik kuat juga dapat memicu muntah cairan empedu karena efeknya pada sistem pencernaan.
6. Keracunan Makanan
Keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau racun dalam makanan bisa memicu muntah berkepanjangan. Ketika perut sudah kosong, tetapi tubuh masih merasakan adanya zat berbahaya, lambung akan mencoba mengeluarkan semua sisa pencernaan termasuk cairan empedu. Keracunan makanan bisa terjadi setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi atau tidak dimasak dengan benar.