Tag: jalan jalan

Penulis Buku 69 Cara Traveling Gratis ke Luar Negeri

Jadi sekarang perbedaan prosedurnya begini (di-save ya?);
– Terbang di Jawa wajib tes swab antigen max 24 jam sebelumnya (di klinik yang sudah berafiliasi dengan Kemenkes) & sudah vaksin, semua harus sudah tercatat di aplikasi pedulilindungi.
– Sebelum masuk bandara harus verifikasi antigen & vaksin di mesin (slide 2) – eh tapi tadi mesinnya rusak dong!
– Pas check in di counter, tunjukkan pedulilindungi.
– GA pakai Airbus 330-200 tapi no seat distancing, no food, no drink, no magazine, no new movie.
– Sampai di bandara tujuan, petugas akan men-scan QR code dari e-Hac yang ada di pedulilindungi kita (jadi diisi dulu sebelumnya) – tapi pas nyampe ga ada sinyal! Jadi pake wifi YIA dulu, sebagian malah jadi manual.

Yang sudah terbang selama PPKM, bagaimana pengalaman kalian?

Setelah kembalinya saya dari perjalanan TNTrtw setahun keliling dunia pada 2013, ibu saya dinyatakan kena kanker lambung stadium 4. Selama setahun saya merawatnya bolak-balik Jakarta-Penang untuk pengobatan. Selama itu pula saya menulis buku TNTrtw yang sempat saya berikan kepadanya.

Ketika ibu membaik dan dirawat di rumah, saya diizinkan untuk liburan sambil diving ke Sipadan, Malaysia. Namun pagi itu saya ditelepon bahwa ibu saya meninggal dunia! Mulai dari dermaga inilah dalam 12 jam saya kalang kabut naik kapal yang mogok, taksi yang telat, naik 2 pesawat yang delay, transit, naik taksi lagi, ojek… sampai berada di sisi mendiang.

Saya sempat menyesal tidak berada di sisi ibu pada saat terakhirnya, tapi saya sadar bahwa itulah cara beliau mencintai saya dengan membiarkan saya traveling ke salah satu tempat terindah di dunia.

Gini-gini saya lulusan S2 bergelar Master in Management dari Asian Institute Management di Filipina atas beasiswa penuh dari Asian Development Bank-Japan scholarship lho! Setahun sekolah tentunya termasuk traveling bareng teman-teman keliling Filipina, salah satunya ke Negros Oriental ini.

Beasiswa adalah salah satu cara kita bisa traveling gratis di luar negeri. Masih ada 68 cara lain yang bisa kalian baca di buku 69 Cara traveling gratis yang saya tulis bersama Yasmin. Beli aja di mizanstore.com karena lagi diskon gila, jadi cuma Rp 30 ribu aja! Buruan order sebelum kehabisan!

Pendakian Mandiri ke Gunung Sumbing Banyak Rintangan

Gunung Sumbing

Kalau kalian berencana ke Sumbing, cobalah jalur lintas, biar dapat semuanya. Beberapa lintas yang pernah aku kunjungi adalah Kaliangkrik – Garung, Banaran – Bowongso, dan yang terakhir kemarin Mangli – Garung.
Kalau mau lintas, minimal 3 hari ya, biar enggak capek2 banget. Dan berikut beberapa spot tercantik di Sumbing menurut versiku yang bikin aku balik lagi dan lagi :

1. Puncak Rajawali, adalah spot sunset view terbaik sepanjang sejarah hidupku. Aku sampai nangis dan gabisa berhenti sampai matahari benar2 tenggelam. INDAH BGT!!!!. Tapi ini kalo kamu beruntung ya, apalagi sekarang lagi musim penghujan, susah dicari.

2. Segara banjaran dan sederetan savana di sekitar kawah. Bakalan keren banget kalo kamu bikin video lari2 disini dan diedit slowmo+kasih backsong Novo Amor.

3. Lautan awan Sumbing dari segala view. Yesssss lautan awan terdahsyat terbaik sepanjang sejarah pendakianku.

4. Sunrise dari sisi timur Sumbing, Mangli/Kaliangkrik. Minimal di pos 3 ke atas. Belum pernah lihat langsung, tapi beberapa kali dikirim oleh kawan2 insatgram betapa amazing nya sunrise dipadu padankan bersama gumpalan awan gumawan yang saling beradu keelokan. Disamping itu, aku punya segudang cerita yang kutumpahkan disana.

Dalam bertualang di alam bebas, biasakan bertanggung jawab dengan peralatan tempurmu dengan membawanya sendiri. Bisa dibilang, gearmu adalah nyawamu, karena belantara ialah misteri dimana bahaya kapan saja bisa datang. Jadi, nggak ada ya yang cuma bawa tas selempang doang, terutama kaum hawa yang biasanya “menitipkan nyawa” kepada teman seperjalanannya. Kalo masih gamau bawa barang sendiri, gausah ke hutan deh, mungkin passionmu bukan disana. Kalo mau keren nggak harus ke gunung kok.

Nah kalian percaya nggak, backpack manis yang warnanya mentereng mencuri perhatian ini, di dalamnya bisa masuk tenda+semua peralatan pribadiku, tanpa harus merepotkan teman nitip ini dan itu. Walaupun kapasitasnya cuma 40L (biasanya aku bawa 50L) dia udah cukup banget buat bawa peralatan pribadi. Back system, hip belt, semua di design agar beban lebih banyak jatuh ke pinggul, dan selama perjalanan 3 hari 2 malam di Sumbing aku merasa nyaman banget sama si Deep Lake ini.

Lebih mendekat, dia punya banyak pocket yang sangat mempermudah ketika mau ambil barang2 yang sering kita gunakan, misal headlamp, snack, P3K, dll. Nggak ada alasan buat nggak jatuh cinta sama backpack ini, dari sekali lihat aja warnanya udah mempesona dan terlihat menonjol dari yang lain. Bukan cuma ke gunung, backpack ini juga masih masuk buat diajak traveling ke kota.

Tempat Unik Ini Tak Disangka Ada di Bumi

Danau Mati Jordan

Mengapung di salah satu danau yang paling asin di dunia yaitu danau Jordan. 2 tahun yg lalu, pertama kali ngesave salah satu foto yg aku temuin di explore instagram. Nggak nyangka, mimpi untuk menapaki dan floating di tempat ajaib ini terwujud. Ternyata tempatnya tidak ‘semenyangkan’ seperti di foto.

Karena danau mati ini sudah mulai kering, jadi air danaunya mulai menyusut jauuuuh banget.
Kita harus turun tebing yg mayan jauh dari tempat parkir. Sangat aku sarankan untuk pake sepatu! Kristal garamnya tajam tajam, mayan sakit kena telapak kaki. Terus karena penasaran, akhirnya aku iseng nyobain setitik air di sini. Cuma setitik air lho ya, rasanya kayak minum air yg dicampur 1 karung garam. Pulang pulang badan superrrr lengket, berasa gak mandi 1 bulan. Pengalaman yg super weird, tapi worth to try!

Gunung Prau Miliaran Bintang

Kepada bintang yang mendengar doa saya dan semesta yang akan mengabulkan segala permohonan saya. Kadang kita pernah merasa di posisi bawah, di mana semua perjuangan kita sia-sia, tanpa arah, tanpa angan.
Tapi ingatlah, di luar sana ada banyak penggemar rahasiamu yg bersusah payah ingin jadi sepertimu. Kadang kita lupa untuk bersyukur, coba lah hening sejenak. Ingat semua hal yg membuatmu bahagia, meski itu tidak bernilai oleh angka.

Kemana pun aku traveling, aku selalu membawa perangkat pendengar musik, menyendiri walau hanya untuk beberapa saat sebelum mengabadikan gambar. Untuk mengingatkan diri saya bahwa saya masih hidup dan harus terus hidup dengan baik. Entah itu sunrise, sunset atau bintang bintang yang hanya bisa digapai sebatas pandangan visual. Merenung sejenak, melepas semua dahaga akan penat.

Terkadang kita terlalu sibuk memikirkan sesuatu dari satu sudut pandang. Kita tidak hidup dalam sebuah kotak bersudut, kita hidup dalam sebuah lingkaran imajiner tanpa batas. Kita yang menentukan luas jari-jarinya dgn mimpi, harapan & kerja keras. Semangat menggapai semua yang kita impikan dalam hidup. Yang pasti kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.

Tetua Dusun Syam di Kalimantan Barat

Bersama Pak Gaya, tetua adat Dusun Syam, Batang Tarang, Sanggau, Kalimantan Barat.
Sebelum dan sesudah arak-arakan upacara adat Nyeser, dengan memanggil Amot, untuk menjaga hasil panen serta mengusir energi jelek di desa.

Gerimis menyambut kedatangan saya dan kawan-kawan memasuki Dusun Syam. Dengan hangat kami diajak untuk duduk bersama di teras Gereja Santo Lukas, paroki Batang Tarang, setelah sebelumnya Pak Gaya bersama kepala desa merapalkan mantra sambutan dan menyuguhkan seteguk minuman selamat datang pada kami.

Tak hanya itu, rupanya Pak Gaya tahu betul dan sempat menyaksikan lirikan mata saya yang tertuju pada secangkir kopi yang diseruput oleh kepala desa. Langsung saja ia menawarkan pada saya kopi lokal hangat beserta kudapan nya siang itu sembari menanti datangnya koloni Amot. Dengan bercampur bahasa lokal, Pak Gaya berbisik pada saya bahwa ia akan melanjutkan obrolan setelah ritual Nyeser ini selesai sore nanti.

Mulai dari teras depan gereja, sembari berkeliling hingga duduk santai di bawah pohon yang memiliki akar yang besar nan kuat yang telah berusia ratusan tahun, kami bertukar kisah. Berdiskusi banyak hal tentang ritual adat yang sudah bertahun-tahun digelar, menyimak rangkaian praktik kearifan lokal suku Dayak Taba, semangat taat generasi muda dalam ibadah, upaya pelestarian lingkungan serta mata pencaharian dan keseharian penduduk. Perbincangan ditutup tetiba sebagian warga mengundang saya untuk bergabung ketika Pak Gaya dipanggil untuk memimpin tugas lain yang tak kalah penting, yakni: Menyeruput sepanci kopi panas selanjutnya menjelang terbenamnya matahari , lengkap bersama kudapan dan sejenis arak lokal.

Mendatangi dan berbaur bersama sekelompok anak-anak Dusun Syam, Batang Tarang, Sanggau, Kalimantan Barat. ⁣Seperti biasa ketika menjelajah pelosok negeri, saya selalu menyempatkan bermain, bersenda gurau bercengkerama bersama bocah-bocah lokal. Mendengar kisahnya, apa yang disuka, permainan lokal favorit, termasuk saling melontarkan tebak-tebakan.⁣

Teriakan, rengekan, ajakan, serta gelak tawa bocah lokal negeri ini selalu menyuguhkan keriangan dan kebahagiaan tersendiri ketika menjelajah. Walau beda kekhasan, namun menyiratkan ruh yang sama: semangat dan harapan. ⁣

Tumbuh bersama kearifan, lebur mempelajari hingga mempraktikkannya ketika dewasa. Kebanggaan dan kebebasan dalam bermain. Tak melunturkan ajaran, tutur pinutur dan tradisi para orang tua. Termasuk turut pula antusias dalam ritual adat daerahnya. Seperti keceriaan dan semangat anak-anak ini dalam arak-arakan ritual Amot di sini. ⁣

Hingga diujung perbincangan saya bertanya pada mereka:⁣
“Kalian melihat arak-arakan Amot takut ga?”⁣

Kompak mereka menggeleng, menandakan tidak takut pada wujud Amot. Namun salah satu dari mereka, Desi, 7tahun, menjawab lantang:⁣
“Kami lebih takut melihat bapak yang itu!” ⁣
Seraya menunjuk rekan jurnalis saya Andry yang memotret kami, yang bertubuh gempal berambut kribo nanggung yang dihiasi brewok diwajahnya. Sebelas dua belas dengan Emmanuel Adebayor tatkala selesai berlatih mengangkat barbel di gym lokal binaan karang taruna ujung gang di kawasan sentra oleh-oleh kota Lomo, Togo.

Kesempatan Terbaik Mendaki Gunung Argopuro Saat Hijau

Hellooo from Argopuro! Akhirnya kesampean lagi ke Argopuro pas lagi ijo-ijo. Dan kali ini bonusnya gak cuma hijaunya savana, tapi juga ditambah becek dan kabut dimana-mana. Sempat frustasi dijalan karena harus ketahan selama 6 hari disini karena cuaca yang kurang baik, tapi akhirnya seneng juga bisa ngelepas kangen ama Savana di Cikasur, damainya Danau Taman Hidup dan Puncak Argopuro.

Ps: cobain naik Argopuro pas lagi hujan. Rasanya kayak gado-gado, semua rasa ada! Hahaha

Savana Cikasur, pesonanya masih sama, belum luntur sama sekali. Masih tetap menawarkan kedamaian khas dari Argopuro. Luasnya padang rumput dengan pepohonannya yang khas itu membuat siapa saja langsung jatuh cinta dengan jantung Argopuro ini.

Dan pagi kemarin, saya masih beruntung karena masih diberi kesempatan merasakan kedamaian suasana pagi hari di Cikasur, disaat kabut tipis dan bias-bias fajar menyemarakkan suasana syahdu pagi itu. Dan jika beruntung kita juga bisa melihat langsung para burung merak, ayam hutan dan rusa berkeliaran di padang savana yang luas ini. Keindahan dan kedamaian seperti inilah yang membuat saya rindu ingin kembali ke Argopuro.

Pendakian Argopuro kemarin menjadi pelepas rindu dengan ketinggian setelah enam bulan nggak mendaki. Jika tahun kemarin aktivitas naik turun gunung udah kayak rutinitas rutin, tahun ini kesempatan buat ngedaki jarang banget.

Ini adalah satu pemandangan trek di Gunung Argopuro. Jika musim hujan kondisi treknya hampir 60% tertutup rimbunan semak dan rerumputan, sehingga jalur pendakian sulit untuk dilihat, cukup menyulitkan para pendaki ketika berjalan disaat mulai gelap. Jadi yang pengen ngedaki Argopuro musim sekarang, hati-hati jangan sampai salah jalur, apalagi salah memilih percabangan jalur, karena sangat minim plang informasi yang ada di Gunung Argopuro ((Pengalaman pernah nyasar dua kali di Argopuro)).

Trekking gunung Argopuro kali ini sangat berkesan sekali dan menyenangkan. Ada banyak pembelajaran tentang budaya dan daerah sekitar yang saya pelajari ketika mendaki gunung. Bagi para pecinta trekking, wajib banget nih naik gunung Argopuro.