Pada sejak kabar dari virus corona mulai tersebar di China pada Desember tahun lalu dan menular pada seluruh dunia, dan maka baru terungkap ada pasien yang positif terkena infeksi pada negara Indonesia pada awal pekan ini.
Pada awalnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengungkapkan jika pengawasan pada ratusan orang yang tersandung virus corona ini. Pada sehari sesudah, Presiden RI Joko Widodo yang didampingi dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang mengumumkan langsung jika dua warga yang berasal dari Depok postif terkena virus corona.
Pada pengumuman tersebut Jokowi pada pagi itu juga terlihat dari rawut wajah penuh dengan kepanikan.
Jika dilihat dari Pengamatan Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah, telah meyatakan jika kepanikan ini sudah menjadi tingkat masyarakat itu juga tak lepas dari ketidakjelasan pada pemerintah Indonesia dalam menanggapi virus corona.
”Masyarakat Indonesia panik dan nilai tukar Rupiah menjadi anjlok, para pengusaha, perhotelan dan pariwisata menjadi rugi, ini bisa menjadikan dampak yang panjang”.
Banyak Trubus yang menyatakan jika pemerintah masih memiliki waktu untuk melakukan konsolidasi. Pada konsep yang dibuat ole kebijakan publik, bisa saja jika pemerintah melakukan dialog dan memberikan informasi menjadikan kesatuan.
Pengimbauan dari pemerintah jika tidak hanya memberitahukan sejumlah pasien saja, tetapi selalu memastikan jika langkah kokret untuk pencegahan dan juga bagian dari pengobatan juga berisiko virus corona.
”Pemerintah juga harus bisa mengeluarkan protol terkait untuk mencegah penyakit ini untuk diterapkan pada lembaga dan masyarakat. Agar kenapa? agar terhindar dari berita-berita yang tidak nyata dan masyarat juga harus tetap percaya.
Ia juga menyatakan jika protokol itu juga harus bisa menerapkan lingkungan pemerintah sampai merekomendaasikan pada badan swasta. Jadi pemerintah bisa memberikan layanan masker gratis pada masyarakat.